Minggu, 15 Februari 2015

Tentang Cinta di dalam Komik


Cinta merupakan sebuah topik yang tidak akan ada habisnya dibicarakan sejak dulu kala. Selama manusia masih memiliki perasaan dalam hati, cinta akan selalu menjadi tema yang menarik untuk diangkat menjadi sebuah kary. Baik berupa musik, novel, film, maupun komik. Hingga kini, sudah banyak sekali komik yang mengangkat cinta sebagai pembahasaan utama maupun bumbu pemanis cerita. Rasanya, waktu yang ada tak akan pernah cukup untuk membahas semuanya. Oleh karena itu, tulisan ini hanya akan membahas sedikit mengenai komik percintaan di Jepang dan Indonesia sesuai dengan pemahaman penulis saja.


Di Jepang, komik diterbitkan pada majalah komik berdasarkan usia dan gender target pembaca. Komik untuk anak laki-laki biasa disebut shounen manga yang diterbitkan di majalah Shounen Jump, Shounen Sunday, atau Shounen Magazine. Sedangkan shoujo manga adalah sebutan untuk komik yang ditujukan pada anak perempuan yang diterbitkan di majalah Nakayoshi, Hana to Yume atau Ribon. Saat ini, ada anggapan bahwa hanya shoujo manga yang mengangkat cinta sebagai tema utamanya. Anggapan ini ada, boleh jadi karena komik-komik percintaan terjemahan Jepang yang pertama kali diterbitkan dan cukup populer adalah shoujo manga seperti Candy Candy atau Sailormoon.
Komik Sailormoon

Padahal di Jepang sendiri, komik percintaan bukanlah monopoli shoujo manga. Ada beberapa shounen manga yang mengangkat percintaan sebagai topik utamanya seperti Midori no Hibi dan Salad Days yang diterbitkan di majalah Shounen Sunday (saat ini kedua komik tersebut pun sudah diterbitkan edisi terjemahannya oleh penerbit Elex Media Komputindo dan m&c!).
Komik Salad Days

Di Indonesia, pada awalnya komik percintaan yang terbit pada periode 60-an lebih dikenal sebagai komik roman remaja dimana mayoritas komikusnya adalah laki-laki (saat ini, penulis belum mengetahui apakah ada komikus perempuan saat itu) seperti Jan Mintaraga atau Zaldy. Berdasarkan penelitian Boneff, komik roman remaja biasa menceritakan problematika percintaan anak muda di perkotaan dan digambar dengan gaya realis.
Komik roman remaja di majalah Eres

Seiring kepopuleran komik Jepang yang terbit sejak 1990 di Indonesia, di awal era 2000-an, komik percintaan pun mulai ramai dibuat oleh komikus wanita dengan menggunakan gaya gambar yang menyerupai shoujo manga. Tidak hanya gaya gambar, para komikus tersebut pun menggunakan nama pena yang bernuansa jejepangan seperti Anzu Hizawa, Calista Takarai, dan Shinju Arisa.
Komik percintaan karya Shinju Arisa

Pada saat ini, komik percintaan diangkat dengan gaya yang lebih beragam. Ada yang menggambarkannya dengan gaya kartun, menyerupai shoujo manga, bahkan ada juga yang kembali pada gaya realis. Kisah yang diangkat pun tidak hanya sekadar kisah problematika percintaan sepasang anak muda, melainkan juga kisah cinta yang berlatar sejarah seperti Kidung Malam karya Aji Prasetyo, hingga penderitaan seorang pemuda malas yang tidak kunjung menemukan cinta dalam komik Koel Dalam Galau. Ah, cinta. Pesonamu tak pernah lekang menjadi inspirasi dalam berkarya.


1 komentar: