Cinta merupakan sebuah
topik yang tidak akan ada habisnya dibicarakan sejak dulu kala. Selama manusia
masih memiliki perasaan dalam hati, cinta akan selalu menjadi tema yang menarik
untuk diangkat menjadi sebuah kary. Baik berupa musik, novel, film, maupun
komik. Hingga kini, sudah banyak sekali komik yang mengangkat cinta sebagai
pembahasaan utama maupun bumbu pemanis cerita. Rasanya, waktu yang ada tak akan
pernah cukup untuk membahas semuanya. Oleh karena itu, tulisan ini hanya akan
membahas sedikit mengenai komik percintaan di Jepang dan Indonesia sesuai
dengan pemahaman penulis saja.
Di Jepang, komik
diterbitkan pada majalah komik berdasarkan usia dan gender target pembaca.
Komik untuk anak laki-laki biasa disebut shounen
manga yang diterbitkan di majalah Shounen
Jump, Shounen Sunday, atau Shounen
Magazine. Sedangkan shoujo manga adalah
sebutan untuk komik yang ditujukan pada anak perempuan yang diterbitkan di
majalah Nakayoshi, Hana to Yume atau Ribon. Saat ini, ada anggapan bahwa
hanya shoujo manga yang mengangkat
cinta sebagai tema utamanya. Anggapan ini ada, boleh jadi karena komik-komik
percintaan terjemahan Jepang yang pertama kali diterbitkan dan cukup populer
adalah shoujo manga seperti Candy Candy atau Sailormoon.
Komik Sailormoon
Padahal di Jepang
sendiri, komik percintaan bukanlah monopoli shoujo
manga. Ada beberapa shounen manga yang
mengangkat percintaan sebagai topik utamanya seperti Midori no Hibi dan Salad Days
yang diterbitkan di majalah Shounen
Sunday (saat ini kedua komik tersebut pun sudah diterbitkan edisi
terjemahannya oleh penerbit Elex Media Komputindo dan m&c!).
Komik Salad Days
Di Indonesia, pada
awalnya komik percintaan yang terbit pada periode 60-an lebih dikenal sebagai
komik roman remaja dimana mayoritas komikusnya adalah laki-laki (saat ini,
penulis belum mengetahui apakah ada komikus perempuan saat itu) seperti Jan
Mintaraga atau Zaldy. Berdasarkan penelitian Boneff, komik roman remaja biasa
menceritakan problematika percintaan anak muda di perkotaan dan digambar dengan
gaya realis.
Komik roman
remaja di majalah Eres
Seiring kepopuleran
komik Jepang yang terbit sejak 1990 di Indonesia, di awal era 2000-an, komik
percintaan pun mulai ramai dibuat oleh komikus wanita dengan menggunakan gaya
gambar yang menyerupai shoujo manga.
Tidak hanya gaya gambar, para komikus tersebut pun menggunakan nama pena yang
bernuansa jejepangan seperti Anzu Hizawa, Calista Takarai, dan Shinju Arisa.
Komik percintaan
karya Shinju Arisa
Pada saat ini, komik percintaan
diangkat dengan gaya yang lebih beragam. Ada yang menggambarkannya dengan gaya
kartun, menyerupai shoujo manga, bahkan
ada juga yang kembali pada gaya realis. Kisah yang diangkat pun tidak hanya
sekadar kisah problematika percintaan sepasang anak muda, melainkan juga kisah
cinta yang berlatar sejarah seperti Kidung Malam karya Aji Prasetyo, hingga penderitaan seorang pemuda malas yang tidak
kunjung menemukan cinta dalam komik Koel Dalam Galau. Ah, cinta. Pesonamu tak pernah lekang menjadi
inspirasi dalam berkarya.
Komik yaoi kagak dibahas? wahahaha XD
BalasHapus