Minggu, 20 Maret 2016

Tentang Komikus Pertama di Indonesia

Bila ditanya mengenai komikus pertama di Indonesia, siapa tokoh yang berada di benak teman-teman?
Secara umum, biasanya orang akan mengambil tokoh yang paling berpengaruh di bidang tersebut. Pada bidang komik, boleh jadi nama yang lantas tercetus sebagai komikus pertama di Indonesia adalah RA Kosasih. Tidak bisa dipungkiri, beliau adalah salah seorang komikus generasi awal yang telah melahirkan banyak komikus baru yang terinspirasi dari buah karyanya. Di antara karya-karyanya yang melegenda adalah serial komik wayang terbit sejak tahun 1955 dan terus dicetak ulang hingga saat ini. Saking melegendanya RA Kosasih, nama beliau bisa disejajarkan dengan Will Eisner dan Osamu Tezuka sebagai komikus paling berpengaruh yang namanya diabadikan sebagai penghargaan paling bergengsi untuk komik di tanah kelahiran masing-masing.[1]


Namun, meski memberi sumbangsih yang besar dalam dunia perkomikan, RA Kosasih tetap tidak bisa dikatakan sebagai komikus pertama di Indonesia. Komik pertama yang dibuat oleh RA Kosasih adalah Sri Asih, serial superhero wanita yang diterbitkan pada 1954 oleh penerbit Melodie di Bandung. Sebelum tahun 1954, rupanya orang Indonesia sudah mengenal budaya membaca komik strip pada surat kabar. Adalah Put On, komik strip karya Kho Wang Gie, komikus keturunan Tionghoa sudah lebih dahulu terbit sejak tahun 1931 lewat harian Sin Po di Jakarta. Put On bercerita mengenai tingkah laku seorang gendut yang bodoh dan selalu bernasib malang. Pada masanya, Put On amat terkenal dan sukses sebagai komik yang lucu dan menghibur. Saking terkenalnya, nama Put On bahkan sering digunakan untuk mengejek orang yang bertubuh gendut dan berperangai bodoh.

Komik Put On

Di sisi lain, ada pendapat bahwa Kho Wang Gie bukan komikus pertama di Indonesia mengingat saat Put On diterbitkan, negara ini belum memproklamasikan kemerdekaannya. Oleh karena itu, pendapat tersebut lebih mendukung bahwa orang yang lebih tepat untuk dinisbatkan sebagai komikus pertama adalah Abdulsalam dengan karyanya Kisah Pendudukan Jogja yang diciptakan pada tahun 1952. Kisah Pendudukan Jogja adalah komik yang sangat unik. Komik tersebut bercerita mengenai perjuangan para patriot Indonesia dalam merebut ibukota dari tangan Belanda saat terjadi agresi militer pada rentang waktu 19 Desember 1948 hingga 29 Juni 1949. Komik tersebut dibuat Abdulsalam berdasarkan pengalamannya sendiri melihat langsung dan terlibat dalam pertempuran. Dengan penuh semangat, sebagai saksi sekaligus pelaku sejarah, Abdulsalam berhasil melukiskan komik tersebut dengan amat akurat, mulai dari cara berpakaian pejuang hingga semua mesin perang yang digunakan dalam pertempuran. Oleh karena usahanya mengabadikan peristiwa bersejarah tersebut dalam bentuk komik agar tidak lekang melintas zaman, Abdulsalam bisa disebut sebagai pejuang yang turut berperang menggunakan senjata berupa alat gambar.

Komik Kisah Pendudukan Jogja

Terlepas dari siapa yang lebih pantas termaktub dalam sejarah sebagai komikus pertama di Indonesia, baik Kho Wang Gie maupun Abdulsalam telah melakukan perannya masing-masing dalam belantara komik Indonesia. Sebagai generasi pewaris yang hidup di masa kini, sudah sebaiknya kita melanjutkan pembangunan pondasi komik nasional yang telah dibangun oleh generasi pendahulu kita di masa lalu. Baik menggunakan metode komik strip yang lucu dan menghibur ala Kho Wang Gie, menggambarkan sejarah nasional seperti Abdulsalam, mengulik budaya lokal sesuai cara RA Kosasih, atau cara-cara lain sesuai dengan minat dan kondisi zaman.
Setuju, kawan?




Sumber tulisan :
Bonneff, Marcel. 1998. Komik Indonesia. Jakarta. Kepustakaan Populer Gramedia.
Hermanu. 2011. "Perjalanan Abdulsalam". Merdeka! hal,11-25. Bentara Budaya Yogyakarta. 



[1] Will Eisner Award adalah penghargaan komik di Amerika, sementara Tezuka Award adalah penghargaan komik di Jepang.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar