Pernah memiliki
perasaan khusus pada seseorang?
Pada dia yang kemarin
tampak biasa saja, entah kenapa hari ini terlihat cantik luar biasa. Memandang
senyumnya, membuat hati ini berdegup riang. Rasanya tidak ada apapun yang lebih
indah dari parasnya yang jelita. Bercakap-cakap dengannya, seperti mendengar
nyanyian bidadari Surga. Padahal kita tahu betul bahwa tidak ada satu pun
makhluk hidup duniawi di masa kini yang pernah mencapai tempat itu.
Ya, urusan perasaan ini
memang rumit sekali. Saya pernah mendengar ungkapan yang kira-kira berbunyi: Bila cinta sudah melekat, tahi kuda pun
terasa seperti coklat. Nah, lho. Pada umumnya, bila seseorang sudah mendewakan
cinta, logika menjadi rongsok tak berguna. Tapi, tunggu sebentar. Apa benar perasaan
khusus yang muncul itu bisa dikatakan cinta?
Tidak kawan, kita harus
memahami bahwa sejatinya cinta adalah sebuah perasaan yang suci. Bukan sesuatu
yang berlumuran noda, apalagi dihubung-hubungkan dengan kotoran kuda. Ih, gak
banget deh. Menurut sepemahaman saya, setidaknya ada tiga jenis perasaan yang
bisa digunakan untuk menjelaskan ketertarikan kita pada seseorang. Suka,
sayang, dan tentunya cinta. Tentu saja, ketiganya memiliki makna yang amat
berbeda.
Perasaan yang pertama
adalah suka. Bagi saya, suka adalah perasaan yang egois. Pada saat kamu
menyukai seseorang, kamu hanya akan menyukai dia dalam kondisi yang sesuai
dengan perasaanmu. Namun, jika kamu mengetahui “kekurangan” orang tersebut yang
bagimu gak banget, biasanya rasa suka itu akan langsung lenyap tak bersisa.
Mari kita ambil contoh Jingga, salah satu karakter utama dari komik Grey &
Jingga. Sewaktu baru masuk kuliah, Jingga memiliki perasaan khusus pada Rafka,
seniornya yang berwajah tampan. Saat itu, ingin sekali rasanya Jingga menjadi
pacar Rafka. Sayangnya, perasaan itu pupus saat Jingga mengetahui sisi buruk
dari Rafka, padahal Rafka sudah sempat nembak Jingga. Ironis ya? Begitulah
suka, mudah datang dan pergi.
Perasaan kedua adalah
sayang. Saat mendengarnya, sayang memang istilah yang terdengar indah. Namun,
makna yang terkandung di dalamnya tidak seindah kedengarannya. Sayang merupakan
perasaan dilematis. Bila seseorang sudah memiliki rasa sayang, dia akan
berkorban apa saja untuk memuaskan hasrat orang yang dia sayangi. Lho, kok
dilematis? Tentu saja, karena pemuas hasrat bisa berupa apa saja. Mulai dari
hal baik dan sederhana hingga sesuatu yang paling keji sekalipun. Pernah
mendengar mengenai seorang ibu yang membelikan anaknya narkoba terus menerus
agar anaknya yang pecandu tidak mengalami sakau? Sadis memang, tapi itulah
sayang. Kekuatannya mampu membuat orang kehilangan akal sehat.
Lalu, yang terakhir akan
kita bahas adalah cinta. Sebuah kata yang dirasa utopis bagi banyak orang.
Memang, butuh usaha yang teramat sulit untuk dapat memahami kata tersebut.
Pendapat saya pun belum tentu sepenuhnya benar. Menurut saya, cinta berarti
memberikan dan memperlakukan yang terbaik bagi orang yang spesial dari lubuk
hati yang terdalam.
Terbaik. Itulah kata
kunci yang bisa kita ambil untuk merenungi makna cinta. Memangnya apa sih hal
terbaik yang bisa kita berikan untuk orang yang kita cintai? Bila melihat dari
sudut pandang saya sebagai seorang muslim, maka hal terbaik yang pernah ada
adalah masuk dan tinggal di surganya Allah, Tuhan yang maha mencinta. Ada yang
lebih spesial dari surga? Saya rasa tidak. Namun saya sadar, menentukan siapa
yang masuk surga adalah hak prerogatif dari Allah semata. Tapi, bukan berarti kita
tidak bisa berusaha untuk masuk ke dalamnya, kan?
Apabila kita sudah
mencintai seseorang, hendaknya kita berusaha dan membina rasa cinta tersebut di
dunia sesuai dengan peraturan yang dibuat oleh Allah agar kita dan orang itu
dapat dipertemukan kembali ke surga. Namun sayangnya, manusia sering
menyalahgunakan arti cinta untuk memuaskan nafsunya belaka dalam bentuk zina
yang telah dilarangNya. Allah berfirman:
“Dan
janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan
yang keji dan suatu jalan yang buruk” (QS. Al-Israa. 32)
Allah telah melarang
kita untuk terjerumus dalam perbuatan zina, karena itu adalah perbuatan yang
keji. Saking tercelanya perbuatan tersebut, bahkan mendekatinya pun dilarang.
Oleh karena itu, pada saat muncul benih-benih cinta pada seseorang, hendaknya
kita mencintainya dengan sebenar-benarnya cinta. Lewat pembuktian nyata dan
bukan merupakan rayuan gombal semata, menikah. Jika belum siap, jangan pernah takut
akan kehilangan. Karena sejatinya, Allah selalu membersamai kita dan Dia selalu
memberikan yang terbaik untuk hambaNya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar