Minggu, 30 November 2014

Tentang Cinta

Pernah memiliki perasaan khusus pada seseorang?
Pada dia yang kemarin tampak biasa saja, entah kenapa hari ini terlihat cantik luar biasa. Memandang senyumnya, membuat hati ini berdegup riang. Rasanya tidak ada apapun yang lebih indah dari parasnya yang jelita. Bercakap-cakap dengannya, seperti mendengar nyanyian bidadari Surga. Padahal kita tahu betul bahwa tidak ada satu pun makhluk hidup duniawi di masa kini yang pernah mencapai tempat itu.
Ya, urusan perasaan ini memang rumit sekali. Saya pernah mendengar ungkapan yang kira-kira berbunyi: Bila cinta sudah melekat, tahi kuda pun terasa seperti coklat. Nah, lho. Pada umumnya, bila seseorang sudah mendewakan cinta, logika menjadi rongsok tak berguna. Tapi, tunggu sebentar. Apa benar perasaan khusus yang muncul itu bisa dikatakan cinta?

Tidak kawan, kita harus memahami bahwa sejatinya cinta adalah sebuah perasaan yang suci. Bukan sesuatu yang berlumuran noda, apalagi dihubung-hubungkan dengan kotoran kuda. Ih, gak banget deh. Menurut sepemahaman saya, setidaknya ada tiga jenis perasaan yang bisa digunakan untuk menjelaskan ketertarikan kita pada seseorang. Suka, sayang, dan tentunya cinta. Tentu saja, ketiganya memiliki makna yang amat berbeda.
Perasaan yang pertama adalah suka. Bagi saya, suka adalah perasaan yang egois. Pada saat kamu menyukai seseorang, kamu hanya akan menyukai dia dalam kondisi yang sesuai dengan perasaanmu. Namun, jika kamu mengetahui “kekurangan” orang tersebut yang bagimu gak banget, biasanya rasa suka itu akan langsung lenyap tak bersisa. Mari kita ambil contoh Jingga, salah satu karakter utama dari komik Grey & Jingga. Sewaktu baru masuk kuliah, Jingga memiliki perasaan khusus pada Rafka, seniornya yang berwajah tampan. Saat itu, ingin sekali rasanya Jingga menjadi pacar Rafka. Sayangnya, perasaan itu pupus saat Jingga mengetahui sisi buruk dari Rafka, padahal Rafka sudah sempat nembak Jingga. Ironis ya? Begitulah suka, mudah datang dan pergi.
Perasaan kedua adalah sayang. Saat mendengarnya, sayang memang istilah yang terdengar indah. Namun, makna yang terkandung di dalamnya tidak seindah kedengarannya. Sayang merupakan perasaan dilematis. Bila seseorang sudah memiliki rasa sayang, dia akan berkorban apa saja untuk memuaskan hasrat orang yang dia sayangi. Lho, kok dilematis? Tentu saja, karena pemuas hasrat bisa berupa apa saja. Mulai dari hal baik dan sederhana hingga sesuatu yang paling keji sekalipun. Pernah mendengar mengenai seorang ibu yang membelikan anaknya narkoba terus menerus agar anaknya yang pecandu tidak mengalami sakau? Sadis memang, tapi itulah sayang. Kekuatannya mampu membuat orang kehilangan akal sehat.
Lalu, yang terakhir akan kita bahas adalah cinta. Sebuah kata yang dirasa utopis bagi banyak orang. Memang, butuh usaha yang teramat sulit untuk dapat memahami kata tersebut. Pendapat saya pun belum tentu sepenuhnya benar. Menurut saya, cinta berarti memberikan dan memperlakukan yang terbaik bagi orang yang spesial dari lubuk hati yang terdalam.
Terbaik. Itulah kata kunci yang bisa kita ambil untuk merenungi makna cinta. Memangnya apa sih hal terbaik yang bisa kita berikan untuk orang yang kita cintai? Bila melihat dari sudut pandang saya sebagai seorang muslim, maka hal terbaik yang pernah ada adalah masuk dan tinggal di surganya Allah, Tuhan yang maha mencinta. Ada yang lebih spesial dari surga? Saya rasa tidak. Namun saya sadar, menentukan siapa yang masuk surga adalah hak prerogatif dari Allah semata. Tapi, bukan berarti kita tidak bisa berusaha untuk masuk ke dalamnya, kan?
Apabila kita sudah mencintai seseorang, hendaknya kita berusaha dan membina rasa cinta tersebut di dunia sesuai dengan peraturan yang dibuat oleh Allah agar kita dan orang itu dapat dipertemukan kembali ke surga. Namun sayangnya, manusia sering menyalahgunakan arti cinta untuk memuaskan nafsunya belaka dalam bentuk zina yang telah dilarangNya.  Allah berfirman:
“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk” (QS. Al-Israa. 32)
Allah telah melarang kita untuk terjerumus dalam perbuatan zina, karena itu adalah perbuatan yang keji. Saking tercelanya perbuatan tersebut, bahkan mendekatinya pun dilarang. Oleh karena itu, pada saat muncul benih-benih cinta pada seseorang, hendaknya kita mencintainya dengan sebenar-benarnya cinta. Lewat pembuktian nyata dan bukan merupakan rayuan gombal semata, menikah. Jika belum siap, jangan pernah takut akan kehilangan. Karena sejatinya, Allah selalu membersamai kita dan Dia selalu memberikan yang terbaik untuk hambaNya.  


Tidak ada komentar:

Posting Komentar