Malam belum terlalu larut. Tetangga yang tinggal di sebelah rumah kami sepertinya masih asyik menonton sinetron di televisi.
Sesekali terdengar gelak tawa saat menonton adegan lucu, di waktu yang lain,
terdengar isak tangis lantaran menyaksikan adegan mengharukan. Suasana di rumah mereka
memang ramai. Beda sekali dengan keluargaku. Saat ini, sepatutnya sebuah keluarga sedang
berkumpul bersama untuk menonton televisi atau sekedar berbagi cerita, aku malah memilih untuk membenamkan wajah ke bantal dalam-dalam. Aku bukannya mau tidur. Aku justru
melarikan diri lantaran tidak tahan dengan pertengkaran besar bapak dan emak yang
mendadak meledak beberapa saat lalu, di waktu sepatutnya kami menikmati makan malam yang riang
seperti layaknya keluarga kebanyakan. Aku benar-benar tidak menyangka, saking
mengerikannya, aku takut pertengkaran mereka bakal meluluh-lantakkan keutuhan
keluarga ini.
“HUWEEEE!!”
Terdengar suara adikku
meraung-raung dari ruang tengah. Wajar saja, selama ini kami tidak pernah melihat bapak dan emak bertengkar. Emak yang kami kenal adalah sosok peramah yang
murah senyum dan bapak yang terkenal humoris biasanya berusaha tidak kenal henti membuat kami tertawa
kendati humornya malah lebih banyak garing ketimbang lucu. Mengingat kebersamaan
mereka selama ini, rasanya aku tidak tahan untuk tidak meneteskan air mata. Ukh . . .
Tidak!
Aku
adalah lelaki sulung yang bulan depan akan berkuliah di kampus ternama ibukota.
Air mata yang mulai menggenang di pelupuk mata tidak boleh sampai mengaliri
pipi. Aku tidak semestinya menampakkan kelemahan.
"KENAPA KAMU JADI
EGOIS GITU SIH!?"
"INI MENYANGKUT
HAL PALING PRINSIPIL DALAM HIDUP AKU. KAMU YANG HARUSNYA NGALAH!"
Pertengkaran bapak dan
emak terdengar semakin hebat. Suara televisi di rumah tetangga kami sudah tidak
terdengar. Mungkin merasa sungkan dengan pertengkaran bapak dan emak. Entahlah, yang pasti aku merasa semakin
tidak enak hati. Bagaimana tidak, bahkan penyebab pertengkaran mereka adalah sesuatu yang benar-benar tidak masuk akal sehatku.
“AYAM ITU LEBIH BAIK DIBUAT
SUP ATAU SOTO. KENAPA MALAH KAMU GORENG!?”
“JANGAN MENGADA-ADA
KAMU YA, AYAM GORENG DENGAN KULIT YANG RENYAH DI LUAR DAN DAGING YANG LEMBUT DI
DALAM ITU YANG TERBAIK!”
Tuhan, hanya padaMu
hamba selayaknya memohon pertolongan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar