Perjalanan super selo
ini bermula di suatu sore waktu gue lagi bosen-bosennya dengan rutinitas (baca
: scrolling social media). Gak ada angin, gak ada ujan, tiba-tiba gue diajak main secara random sama temen
di kampus lewat whatsapp. Karena
emang lagi bosen, yaudah, gue ikut aja. Setelah diskusi soal destinasi tujuan barang
sejenak, akhirnya pilihan jatuh (gak tau siapa yang jorogin) pada Kedai Kopi
Pak Rohmat di Bukit Menoreh, Kulon Progo, setelah sebelumnya gue sempat debat dan
rada ngotot buat pergi ke Krakatau biar bisa berburu Moltress.
Karena percaya bahwa
waktu paling shahih untuk menikmati
kopi adalah pagi hari, kami pun berangkat dengan penuh semangat dan keyakinan teguh
(lebay, woi, lebay!) pada pukul 7 pagi dari kota Jogja. Sayangnya, perjalanan
tidak semulus yang kami duga sebelumnya, gue sempat curiga kalo perjalanan
punya masalah dengan jerawat, sip, garing. Ya, gak ada yang nyangka kalo kenikmatan
segelas kopi harus ditebus lewat pertarungan penuh darah dengan para jago silat
mematikan yang dijuluki Lidah Api Bukit Menoreh
. . . . .
Ok, serius. Maksudnya,
perjalanan ini tidak berjalan dengan mulus gara-gara kami nyasar, hahaha.
Jalan yang dilalui tampak seperti lukisan anak SD baru belajar gambar, cuma kurang matahari doang.
Waktu tempuh yang
seharusnya cuma sekitar satu jam terpaksa dilalui sampe lebih dari dua jam. Setelah
melewati beberapa halangan, rintangan, ujian dan cobaan yang mungkin bisa membuat
Biksu Tong Sam Chong jatuh iba, akhirnya kami pun tiba di Kedai Kopi Pak Rohmat
dengan selamat tanpa kurang suatu apapun. (Sumpah, mata gue sampe berkaca-kaca
pas liat spanduk namanya di pinggir jalan!)
Rasanya kayak pengen sujud sukur.
Seperti namanya, Kedai
Kopi Pak Rohmat adalah kedai kopi milik Pak Rohmat. (Yaiyalah, masa milik Pak
Budi. Lagian Pak Budi ini siapa sih, kok tiba-tiba nongol?) Hal yang menjadi
daya tarik utama di kedai ini adalah kopinya yang dijamin masih segar karena diambil
langsung dan dipilah sedemikian rupa dari kebun pribadi milik Pak Rohmat.
Selain kesegaran kopinya, kedai kopi ini memiliki keunggulan lain berupa lokasi
yang berada di lembah yang indah dan dikelilingi alam hijau membuat tempat ini
sangat cocok untuk bersantai dan melupakan rutinitas kehidupan yang menjemukan
barang sejenak. Gila, jago juga gue promosi. Tapi ini beneran lho. Berani
sumpah dah!
Setelah mendapat spot
yang nyaman buat ngaso, gue memesan segelas kopi robusta dengan berbagai
camilan seperti tahu isi, singkong rebus, kacang rebus, serta geblek yang
merupakan kuliner khas Kulon Progo. Gak pake lama, sajian yang gue pesan pun
datang. Mantapnya lagi, di kedai ini kita bisa nikmatin kopi dengan beberapa
pilihan gula yang bisa dipilih sendiri sesuai selera kayak gula pasir, gula
aren padat, dan gula aren cair yang ditambah rempah pilihan. Hmm, istimewa!
Laziiz, mantap kali~
Kopi robusta yang gue
minum di kedai ini cukup kental dan memiliki rasa pahit yang lembut. Agak kaget
pas gue tahu kalo kopi senikmat ini yang disajikan lengkap sama camilannya
dijual dengan harga yang amat murah, cuma 12.500 rupiah aja, Bro! Sayangnya,
pas pengen beli kopi bubuk kemasan khas Kedai Pak Rohmat buat persediaan di
kos, gue harus kecewa karena ternyata stoknya habis.
“Kemarin baru diborong
tamu dari Malaysia, Mas”. Kata Pak Rohmat dengan nada bicaranya yang ramah.
Setelah dihibur dengan
balon lucu warna kuning polkadot biar gue kagak nangis kejer terus
guling-guling ngusruk ke dalam lembah (ya enggaklah!). Maksudnya setelah puas menikmati
sajian dan bersantai, kami pun pulang dengan tekad akan kembali suatu saat
nanti, cailah. Tapi gue serius, tempat ini recommended
banget buat para penggemar kopi yang butuh tempat nyantai yang asoi.
Foto Pak Rohmat dengan mantan calon boyband Taiwan gagal.
Bagi yang pengen kesini,
bisa berangkat dari Tugu Jogja ke arah Godean, perempatan Ringroad tetap lurus,
lampu merah setelah jembatan Progo belok kanan, perempatan lampu merah tetap
lurus, di pertigaan Boro belok kiri, tinggal ikutin jalan ke arah Curug
Sukoharjo, kalo udah bingung, jangan ragu pake GPS (Gunakan Penduduk Sekitar).
Ingat pepatah, malu bertanya, sesat di jalan!
Bila dirasa rutenya agak susah, gak perlu
khawatir. Paling enggak, rute ini masih lebih gampang dibanding rute Bekasi ke
Fakfak. Selamat mencoba.
Keep asoy dan enjoy!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar